Saat memasuki sebuah rumah, tempat pertama yang Anda lihat pastilah bagian terasnya. Kendati demikian, meskipun teras hanyalah merupakan penghubung antara ruang luar dan ruang dalam, tak jarang pemilik rumah membuatnya dalam beragam suasana. Mulai dari teras yang bernuansa serius, dilengkapi kolam ikan, taman, atau sekadar dilengkapi dua kursi dan meja saja.
Namun, menurut Sigit Antoro, arsitek dari PT Jingga Saffron Artistika, sebenarnya posisi teras tak harus hanya berada di depan rumah saja. Teras bisa dibuat di bagian lain dari rumah, seperti di samping atau belakang rumah. Lalu, Seberapa penting sih keberadaan teras dalam sebuah rumah?
"Teras berfungsi sebagai alat sanitasi, sirkulasi udara, dan pemberi cahaya masuk ke dalam rumah," tutur Sigit. Selain itu, ketika beraktivitas di luar rumah, sang pemilik membutuhkan suasana santai seperti duduk-duduk atau minum kopi bersama pasangan dan teman, dalam suasana informal yang hangat dan penuh keakraban.
Akan tetapi, meskipun teras bisa berada di bagian mana saja pada sebuah rumah, menurut Sigit, sebaiknya menjadi penyambung antara "dunia luar" atau ruang lain dengan rumah utama. Bahkan, lanjutnya, teras idealnya dijadikan semacam oase atau penyejuk sebuah rumah.
"Bayangkan, jika ada rumah yang tak punya teras. Pasti akan terkesan lebih pengap. Dengan adanya teras, secara psikologis rumah akan terkesan lapang, nyaman, dan adem," tutur Sigit lagi.
Salah satu contohnya, teras rumah yang berada di kawasan Ciledug ini (lihat gambar). Kendati hanya dilengkapi dua kursi dan satu meja saja, sudah bisa menjadi teras yang cukup nyaman. Artinya, sebelum memasuki ruang utama, tamu bisa duduk-duduk santai dulu di teras mungil ini.
Tentu saja, sang tamu akan memiliki kesan berbeda jika teras dibuat lebih serius, misalnya dilengkapi kolam ikan atau taman kecil yang asri, dengan beragam tanaman hias yang cantik. Setiap tamu yang datang pasti bisa menikmati suasana lain di teras seperti ini.
Mengolah Pemandangan
Namun, Sigit menambahkan, "Untuk mendapatkan suasana nyaman, teras sederhana jangan hanya dilengkapi dua kursi dan satu meja saja. Jika senang berkumpul dengan tetangga, teman, atau tetangga, jumlah kursi bisa ditambah. Pilih bahan kursi yang nyaman diduduki," saran Sigit.
Namun, Sigit menambahkan, "Untuk mendapatkan suasana nyaman, teras sederhana jangan hanya dilengkapi dua kursi dan satu meja saja. Jika senang berkumpul dengan tetangga, teman, atau tetangga, jumlah kursi bisa ditambah. Pilih bahan kursi yang nyaman diduduki," saran Sigit.
Sebetulnya, imbuhnya lagi, tak ada syarat khusus untuk membuat teras menjadi lebih nyaman dan indah dipandang. "Teras dengan atau tanpa atap, boleh-boleh saja. Yang penting, penghuninya tak kepanasan di siang hari. Jadi, orientasikan dulu posisi matahari. Dan saat hujan, airnya tidak langsung masuk ke dalam rumah," papar Sigit.
Selain itu, view di sekeliling teras harus diolah agar lebih enak dilihat. Teras akan menjadi buruk rupa jika dijadikan tempat penyimpanan berbagai barang bekas sang pemilik rumah. Ada sepeda, ember, baskom, dan berbagai alat rumah tangga bekas lainnya. Akhirnya, tak ada satu pun yang mau duduk-duduk santai di teras yang lebih mirip gudang ini.
Satu hal yang juga perlu diingat, jika teras berada di depan rumah, jangan pernah meletakkan tempat sampah persis di hadapan teras! Dan, untuk menyiasati agar seluruh anggota keluarga atau para tamu yang datang menjadi betah berlama-lama berada di teras, buatlah suasana yang menyenangkan.
Jangan jadikan teras sekadar tempat peralihan sebelum melangkah ke ruang dalam. "Agar lebih indah lagi, tempatkan beberapa tanaman hias dalam pot. Entah di atas meja, di sebelah kursi, atau di salah satu pojok teras. Ingat, jauhkan benda-benda tidak penting, yang seharusnya tak ada di teras."
Dan yang tak kalah pentingnya, pertimbangkan juga soal privacy sang pemilik rumah. Teras yang menghadap jalan utama, jangan sampai menjadi tontonan orang-orang yang lalu lalang. Antisipasinya, lakukan dengan cara yang mudah, simpel, dan murah, Sigit menyarankan, buat pagar dari tanaman.
Posisi ideal teras tentu saja yang berada di belakang rumah. Sudah pasti privasi pemilik rumah akan lebih terjamin. "Tapi kekurangannya, pemandangannya akan jadi terbatas. Apalagi, jika teras belakang berbatasan langsung dengan dapur kotor atau tempat menjemur pakaian."
Lain halnya jika teras belakang memiliki obyek penglihatan lain. Misalnya, berbatasan langsung dengan sejumlah ruangan yang ditata apik. Misalnya, kamar tidur, dapur bersih, atau ruang makan. "Kehadiran teras akan menjadi point of interest tersendiri dari ruang-ruang yaang mengelilinginya."
Sedangkan teras yang dibuat di bagian tengah atau samping rumah, lebih berfungsi sebagai "alat" sanitasi, sumber pencahayaan, atau sumber udara mengalir. Uniknya lagi, Sigit memberi contoh, pada sebuah rumah, pemiliknya ada yang membuat teras di dalam kamar mandinya, lho!
"Suasana kamar mandi jadi lebih segar, bersih, dan sehat. Saat pintunya dibuka, udara segar bisa bebas masuk, begitu juga sinar matahari. Acara mandi jadi lebih menyenangkan karena adanya teras ini. Tentu saja, pemiliknya harus memperhatikan privasinya, agar tetangga tidak bisa mengintip," tukas Sigit.
courtesy : www.tabloidnova.com