R U M A H

menghadirkan informasi dan inspirasi memilih rumah yang tepat sesuai kebutuhan dan karakter

E K S T E R I O R

memberikan inspirasi estetik berkarakter bagi tampilan rumah anda

I N T E R I O R

kreasi tak terbatas bagi ruang dalam untuk mendukung aktivitas dan ekspresi yang beragam.

T A M A N dan L I N G K U N G A N

keramahan dan kesejukan taman untuk kenyamanan tempat tinggal.

F U R N I T U R

ragam kreasi furnitur yang memberikan dukungan interior yang pas dan apik.

Saturday, November 26, 2011

Merencanakan Kursi

Membuat desain sebuah furniture tidak hanya dibutuhkan imajinasi dalam hal warna, bentuk dan garis-garis kombinasi yang cantik. Di samping hal tersebut dan merupakan sebuah hal yang sangat penting adalah pengetahuan tentang ukuran standar sebuah furniture.

 Anda bisa saja merencanakan sebuah set almari dapur yang cantik menyesuaikan susunan interior ruang anda, tapi kurang logis jika anda tidak bisa menggunakannya dengan nyaman karena tinggi meja tidak sesuai dengan 'ergonomis' tubuh anda. Atau sebuah kursi makan yang terlalu pendek juga membuat acara makan malam menjadi kurang menyenangkan.
Petunjuk Dasar Me(n)desain KursiStandar ukuran yang diambil desainer adalah berasal dari rata-rata 90% ukuran tubuh populasi manusia. Berikut ini beberapa 'guidelines' bagi anda membuat sebuah desain kursi.
  1. Pengguna harus bisa dengan mudah duduk atau beranjak dari kursi tanpa masalah.
  2. Apabila terdapat armrest/tanganan, ketinggian armrest harus sedemikian rupa sehingga pengguna tidak perlu menaikkan bahunya pada saat meletakkan tangannya pada armrest tersebut
  3. Ketinggian armrest dari LANTAI sebaiknya sesuai dengan ruang bebas di bawah meja, sehingga kursi bisa dimasukkan ke bawah meja ketika tidak dipergunakan.
  4. SEMUA kaki kursi harus menyentuh lantai untuk kestabilan.
  5. Jarak dudukan kursi dari belakang ke depan (kedalaman dudukan) sebaiknya tidak lebih panjang dari jarak bagian belakang lutut ke punggung pengguna. Jika terlalu dalam akan membuat punggung pengguna sakit karena tidak nyaman, namun jika terlalu pendek akan membuat kursi menjadi tidak stabil dan mudah jatuh.
  6. Lebar dudukan bagian depan harus lebih lebar sekitar 5-7 cm untuk ruang kaki.
  7. Untuk kursi santai, DUDUKAN kursi perlu dibuat miring dengan sudut sekitar 5° - 8°, kursi kerja biasanya memiliki sudut lebih lurus.
  8. Begitu pula dengan SANDARAN kursi, sudut kemiringan sekitar 10° hingga 15°.
  9. Ketinggian sandaran kursi yang normal dan ideal adalah 30 - 40 cm (12" - 16"). Untuk mencapai idealisme desain, kursi makan biasanya melebihi standar tersebut namun masih tetap mempertahankan sudut kemiringan sandaran.



Ukuran Standar
Berikut ini standar ukuran kursi untuk kategori dewasa dengan ukuran normal.
1. DudukanLebar: 40 - 50 cm (16"-20")Dalam: 37,5 - 45 cm (15"-18")Tinggi: 40 - 45 cm (16"-18")Kemiringan dari depan ke belakang: 5° - 8°
2. Armrest (Sandaran tangan)Tinggi dari DUDUKAN: 17,5 - 22,5 cm (7"-9")Panjang dari pangkal hingga ujung: minimum 20 cm (8")Lebar: rata-rata 5 cm (2")Kemiringan dari depan: 5 - 7,5 cm (2"-3")
3. SandaranTinggi: 30 - 40 cm (12"-16") dari atas DUDUKANSudut Kemiringan : 0°-5° (formal); 10°-15° (casual)

Courtesy :tentangkayu.com







Finishing Kayu

Proses finishing adalah pekerjaan tahap akhir dari suatu proses pembuatan produk mebel. Pada saat ini proses finishing lebih dikenal sebagai proses aplikasi cat. Hal yang sangat wajar karena saat ini sebagian besar proses finishing dilakukan dan dikerjakan dengan menggunakan cat (coating) sebagai bahan finishing. Sebenarnya furniture finishing mempunyai cakupan yang lebih luas. Ada banyak proses finishing untuk mebel yang dikerjakan dengan menggunakan bahan-bahan selain cat, dan ada banyak proses-proses pekerjaan lain yang bukan merupakan pengecatan tetapi juga merupakan proses finishing. Proses finishing untuk mebel bisa berupa: pengamplasan, pengecatan, pemolesan, penggosokan dan pengerjaan–pengerjaan yang lain yang diperlukan.


Bagaimana proses finishing dikerjakan sangat tergantung pada penampilan akhir dan kualitas finishing yang diinginkan. Beberapa produk mebel menghendaki suatu finishing yang kompleks yang akan membutuhkan pelapisan bahan finishing yang berulang kali dengan bahan-bahan finishing khusus dan bahkan membutuhkan alat-alat khusus untuk aplikasinya. Sedangkan produk-produk mebel yang lain cukup dengan finishing yang “simple”, hanya membutuhkan lapisan bahan finishing yang tipis dan dapat diaplikasikan dengan cara yang sederhana atau bahkan ada produk mebel yang cukup diamplas atau dipolish saja tanpa menggunakan bahan finishing sama sekali.

Finishing merupakan proses yang akan membentuk penampilan dari suatu produk mebel. Finishing dapat membuat suatu mebel menjadi kelihatan bersih, halus, rata seperti barang yang baru, finishing dapat juga membuat suatu mebel kelihatan kotor, antik, kuno seperti barang yang sudah berusia ratusan tahun, finishing dapat membuat permukaan mebel menjadi rata atau permukaan mebel menjadi tidak rata, bertekstur, dan retak-retak, finishing dapat dibuat dengan lapisan film yang tipis sekali atau lapisan film yang tebal sekali. Jadi finishing mempunyai variasi yang sangat banyak, dari yang paling sederhana dengan alat-alat dan bahan-bahan yang sederhana sampai dengan yang paling kompleks yang membutuhkaan alat-alat dan bahan-bahan finishing yang khusus. Demikian juga dengan bahan-bahan finishing terdiri dari banyak jenis dan macamnya mulai dari yang bahan-bahan yang murah sampai bahan-bahan yang mahal yang membutuhkan alat-alat khusus untuk aplikasinya.


Wood finishing
Wood finishing adalah proses pengecatan pada kayu atau produk olahan kayu. Wood finishing merupakan istilah yang sangat dekat dengan furniture finishing. Seringkali saat kita menyebutkan istilah wood finishing yang tergambar di dalam otak kita adalah furniture finishing dan sebaliknya. Hal yang sangat masuk akal karena dari dulu saat manusia mengenal mebel sampai sekarang, kayu merupakan bahan baku utama untuk membuat mebel. High end furniture yang membutuhkan finishing yang bagus dan membutuhkan sentuhan seni hampir semuanya dibuat dari kayu atau produk olahannya. Meskipun saat ini telah banyak juga produk mebel yang dibuat dari bahan baku selain kayu misalnya seperti rotan, plastik, logam atau bahkan resin, tetapi pengetahuan dan keahlian finishing untuk kayu masih merupakan dasar utama yang sangat penting untuk bisa menguasai dan mendalami furniture finishing.
Sebenarnya ada juga proses yang merupakan wood finishing yang bukan furniture finishing karena kayu banyak juga dipakai untuk bahan baku membuat produk-produk selain furniture product, seperti flooring parquet, wall panelling, decking, dan lain-lainnya. Proses finishing untuk kayu untuk produk-produk tersebut secara teknik sangat mirip dengan dengan prinsip-prinsip untuk proses finishing mebel yang terbuat dari kayu, kecuali bahwa untuk furniture finishing selain kemampuan yang menyangkut teknik juga dibutuhkan sentuhan seni. Yang harus selalu diingat adalah bahwa kayu merupakan produk alam yang sangat unik, maka pengetahuan mengenai jenis-jenis kayu dan sifat-sifatnya merupakan hal yang sangat penting dalam mempelajari wood finishing dan juga furniture finishing.


Fungsi yang harus dipenuhi oleh furniture finishing
Finishing pada mebel harus dapat memenuhi 2 fungsi, yaitu fungsi keindahan dan fungsi perlindungan. Yang dimaksud dengan fungsi keindahan adalah bahwa suatu finishing harus dapat membuat suatu produk mebel menjadi indah dan menarik bagi orang yang mau memakainya, sedangkan yang dimaksud dengan fungsi perlindungan adalah bahwa suatu finishing yang dari suatu produk mebel harus dapat memberikan perlindungan sehingga mebel tersebut dapat menjalankan fungsinya sebagai perlengkapan dalam suatu rumah atau ruangan..

Fungsi perlindungan dari finishing
Pada jaman dulu saat pertama kali orang mengenal finishing untuk furniture, fungsi utamanya adalah untuk bisa memberikan perlindungan sehingga produk mebel tersebut dapat bisa digunakan lebih lama. Sampai sekarang tentu saja furniture finishing masih tetap diharapkan untuk dapat memberikan perlindungan yang cukup. Furniture finishing harus cukup kuat sehingga produk furniture itu dapat menjalankan fungsinya sebagai alat-alat untuk rumah tangga. Kekuatan yang diharapkan oleh suatu produk furniture sangat tergantung dari kegunaan dari produk tersebut. Misalnya suatu finishing untuk produk outdoor furniture diharapkan dapat tahan terhadap cuaca udara luar seperti: panas, dingin, hujan. Finishing untuk indoor furniture seperti: bed room set harus bisa membuat produk mebel itu dapat dibersihkan dengan mudah dan bisa digunakan tanpa mengotori pakaian atau benda yang diletakkan diatasnya.

Suatu finishing untuk kitchen cabinet atau dinning set harus cukup kuat dan mudah dibersihkan kalau kena kotoran seperti saus kecap, minyak atau makanan-makanan yang lain. Finishing untuk suatu kids furniture atau toys tentu saja harus aman dan bebas racun sehingga tidak mengganggu kesehatan anak-anak yang memakainya.

Fungsi keindahan dari finishing
Pada perkembangan berikutnya ternyata finishing juga berfungsi untuk memberikan keindahan pada suatu produk mebel. Semakin berkembangnya dan maju suatu peradaban maka kebutuhan terhadap nilai keindahan dan seni ini menjadi semakin penting. Suatu produk mebel sekarang ini tidak hanya dilihat dari fungsinya saja, tetapi semakin lama semakin dibutuhkan untuk dapat memenuhi selera dari pemakainya. Fungsi estetika dari finishing ini pada saat ini menjadi semakin diperlukan bagi suatu produk furniture. Pada saat ini dimana teknologi dan informasi mengenai pembuatan mebel sudah menyebar dan dikuasai oleh sebagian besar pelaku industri mebel, maka fungsi suatu produk mebel hampir sudah dapat dipenuhi oleh semua produk mebel yang ditawarkan ke pasar. Pada kondisi ini maka kunci untuk menarik pembeli adalah dengan memberikan design dan model yang bisa menarik dan cocok dengan selera para pembeli.

Karena itulah maka saat ini telah berkembang berbagai macam model dan desain produk mebel seperti: model klasik, model antic, model kontemporer, model minimalis dan lain-lain. Untuk melengkapi desain mebel tersebut maka suatu produk mebel membutuhkan suatu penampilan finishing yang sesuai dengan model-model tersebut. Pada saat ini maka saat ini telah berkembang berbagai macam model finishing menyesuaikan dengan perkembangan model mebel tersebut misalnya finishing gaya antik, finishing gaya klasik, simple finish, natural finish, dan lain-lainnya. Sebagai departemen terakhir dalam proses pembuatan mebel maka proses finishing harus bisa menyesuaikan dengan model mebel yang sudah ada untuk bisa menghasilkan suatu produk mebel yang menarik dan disukai oleh banyak orang yang akan membelinya.

Ditulis oleh: wisno furniture finishing.

Jika anda ingin mengetahui lebih banyak mengenai furniture finishing silakan temukan lebih banyak artikel saya tentang finishing mebel di www.wisnofurniturefinishing.com




























Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...