R U M A H

menghadirkan informasi dan inspirasi memilih rumah yang tepat sesuai kebutuhan dan karakter

E K S T E R I O R

memberikan inspirasi estetik berkarakter bagi tampilan rumah anda

I N T E R I O R

kreasi tak terbatas bagi ruang dalam untuk mendukung aktivitas dan ekspresi yang beragam.

T A M A N dan L I N G K U N G A N

keramahan dan kesejukan taman untuk kenyamanan tempat tinggal.

F U R N I T U R

ragam kreasi furnitur yang memberikan dukungan interior yang pas dan apik.

Friday, March 2, 2012

Material Bangunan Sahabat Lingkungan

Bila Anda ingin membangun ataupun merevonasi rumah, janganlah mengabaikan pentingnya memilih material bangunan nan tak memusuhi lingkungan. Ini sudah tentu, demi kesinambungan planet Bumi tercinta.
Pemilihan tersebut bukan hal nan sulit. Maklum, berbagai material bangunan ramah lingkungan tersaji di pasar, digelontorkan oleh para produsen yang tentu peduli kesinambungan Bumi sekaligus berniat menjala laba dari konsumen.


Secara mendasar, boleh dikatakan bahwa material bangunan punya beberapa ciri. Yakni,  

pertama, proses produksinya meminimalkan pengurasan sumber daya alam seperti kayu di hutan.

Kedua, material tersebut bisa didaur ulang.
Selain itu, konsumen pun perlu memilih material yang, dalam proses pengiriman, tidak menggunakan banyak konsumsi energi (bahan bakar minyak). Maka, di sini sang konsumen perlu mengutamakan membeli material yang berlokasi dekat dengan propertinya—bukan material yang diimpor dari negeri lain.

Lantas, apa saja sih material bangunan ramah lingkungan yang kini bisa diperoleh di pasar? Ada banyak sebagai berikut—beberapa di antaranya sangat mungkin tiada asing bagi Anda:
1. Rangka atap baja ringan. Bahan ini kian ngetren sebagai pengganti rangka atap kayu. Selain ramah lingkungan, rangka atap baja juga lebih kuat, ringan, dan mudah dipasang.
2. Kusen aluminium. Selain tak berperan menguras kayu hutan, kusen aluminium juga lebih awet karena tak bisa lapuk ataupun digerayangi gerombolan rayap.
3. Pintu PVC. Nah, material bangunan yang ini juga bisa tampil indah karena tersedia dalam banyak motif dan warna. Juga tak cepat lapuk dimangsa air dan rayap—tak seperti pintu kayu.
4. Keran sistem pencet/tekan. Keran ini mencegah pemborosan penggunaan air. Maklum, sering, pengguna keran tidak mematikan keran secara rapat sehingga air terus mengucur percuma. Keran sistem pencet juga lebih kebal terhadap kemungkinan bocor.
Wah, iya…keran ini pas digunakan di wastafel rumah Anda.
5. Septic tank fiberglass dan berpenyaring biologis. Nah, ini merupakan septic tank yang ramah lingkungan karena punya sistem penguraian limbah bertahap, antirembes-bocor, tahan lama, dan hemat ruang.
6. Wall paper (kertas dinding) daur ulang. Wall paper tipe ini terbuat dari kertas yang bisa didaur ulang. Selanjutnya, tipe ini mudah dibersihkan, cukup diseka dengan lap kering.
Berlainan dengan itu, wall paper berbahan vinyl tak bisa didaur ulang.
7. Batu bata dari—maaf—kotoran sapi. Merupakan besutan mahasiswa Prasetiya Mulya Business School di tahun 2009, batu bata ini jelas sobat kental bagi lingkungan karena tak memerlukan teknik pertambangan nan menciderai alam.
Sudah begitu, batu bata tersebut lebih kuat dan ringan ketimbang batu bata konvensional.
8. Cat ramah lingkungan. Dewasa ini, produsen cat mulai memasarkan produk yang tidak mengidap zat beracun ataupun berbahaya bagi lingkungan. Sudah tentu, Anda bisa menggunakan cat jenis ini.
9. Kaca dari material daur ulang. Di sini, sang produsen menggunakan limbahan pecahan kaca plus pasir silika sebagai bahan baku produksi.
10. Kayu dari komposit kayu plastik. Material ini bisa dikatakan belum lama hadir di Indonesia. Kayu ini terbuat dari serbuk kayu yang didaur ulang, serbuk bambu, kayu hasil penanaman di lahan pertanian, PVC, dan beberapa serbuk organik non-bahan kimia.
Wujud nyata kayu tersebut banyak: lantai, ceiling, panel dinding, window blinds, pagar seri, dan lain-lain.
Demikianlah, ada banyak material bangunan sahabat lingkungan yang bisa Anda gunakan. Selamat bersobat kental dengan planet Bumi.

Courtesy:www.propertykita.com

Tertutup Namun Terlihat

Bila ingin buku-buku Anda rapi dan tak sekadar jadi pajangan, lihatlah lemari buku built-in ini.
"I need to see what I have ,” ujar Lynda Ibrahim, sang pemilik rumah. Buku yang dimilikinya beraneka ragam. Terkadang ia lupa menaruh buku yang dibelinya. Pernah suatu hari, ia membeli buku yang ternyata sudah dibeli. Tak salah jika lemari buku built-in berdaun pintu kaca kini bertengger di ruang kerjanya. Semua buku kini tersimpan rapi dan mudah terlihat dari luar. 
Awalnya hanya ada sebuah cerukan di ruang kerja tersebut. Namun karena kebutuhan menampung buku cukup banyak, dibuatlah sebuah cerukan lagi. Alhasil dirancanglah lemari built-in berbentuk L shape oleh Mei Batubara, desainer interior. “Yang jelas dia mau yang tertutup, tapi masih bisa terlihat,” kata Mei tentang permintaan Lynda.
Tertutup Namun TerlihatLemari buku yang tertanam di dinding membuat ruang kerja yang kecil tak terlihat sempit. Warnanya putih, senada dengan warna dinding dan plafon. Lynda memang menginginkan warna putih di sana. “Serba santai, serba tenang,” ujarnya. Bahkan, awalnya, meja kerja juga hendak dicat putih. Namun niatnya urung setelah mengetahui bahwa materialnya kayu Jati.
Warna putih, tampilan flat, simpel, meniru gaya American modern klasik. Lemari built-in tersebut dibuat tinggi, hingga ke plafon. Ini sengaja dibuat agar tak ada ruang tersisa, sehingga lemari built-in tampil dominan di sana. Toh, Lynda juga tak membutuhkan hiasan lain di ruang kerjanya.

Berbagai macam buku disimpan di situ. Penyimpanan disesuaikan dengan tema buku. Dari buku antropologi, sejarah, fashion, interior, hingga buku-buku fiksi lain, tersimpan rapi. Selain buku, Lynda juga menaruh file kerja di sana.
Lemari dibuat dalam banyak kompartemen. Tiap kompartemen terdiri atas tiga bagian. Bagian bawah berupa kabinet setinggi 80cm, terbagi dalam ambalan atas bawah. Bagian tengah setinggi 170cm sebanyak lima tingkat sama tinggi. Paling atas berupa kabinet tertutup. Sedangkan kabinet tengah dan bawah berdaun pintu kaca setebal 6mm. Total ada sekitar 49 rak yang terlihat isi lemarinya.
Lynda, yang mengaku pelupa, tertolong dengan hadirnya lemari buku ini. Dengan mudah, ia bisa mengecek buku-buku yang akan atau belum selesai dibaca. Tanpa perlu membuka pintu lemari. I need to see what I have .

Courtesy :www.ideaonline.co.id

Memilih Furnitur Sesuai Gaya Rumah

Jangan terburu-buru membeli furnitur. Pertimbangkan gaya, kebutuhan dan kondisi ruang. Salah pilih, sesal kemudian, tak berguna
 
Furnitur merupakan salah satu elemen interior yang memegang peranan penting dalam sebuah rumah. Ibarat manusia, rumah adalah fisik, sementara furnitur merupakan pakaiannya. Antara bangunan dan furnitur saling melengkapi untuk menciptakan keselarasan dan keindahan yang maksimal. Karenanya, gaya furnitur selayaknya disesuaikan dengan gaya arsitektur rumah.
Meski begitu, boleh saja jika kita ingin menggunakan gaya furnitur yang berbeda dengan gaya bangunan. Sepanjang diletakkan pada tempat yang tepat, serta sesuai kebutuhan dan kondisi ruang.

Memilih Furnitur Sesuai Gaya RumahRumah kecil pun bukan berarti tidak bisa menggunakan gaya klasik. Tentu saja, furniturnya harus dipilih yang berbentuk lebih ramping dengan curve lebih kecil. Agar tidak terkesan terlalu “berat”, hindari warna furnitur klasik yang gelap.
Mengisi ruang dengan furnitur eklektik? mengapa tidak. Misalnya, furnitur neoklasik dikombinasi modern, lalu diberi sentuhan tradisional pada perniknya. Namun hindarilah mencampur lebih dari tiga gaya dalam satu ruang. Karena mencampur berbagai gaya itu ‘tingkatnya’ sudah advanced ”, maka akan lebih baik lagi jika Anda meminta saran dari profesional. Kalau mau bermain “aman”, satu gaya saja untuk satu ruang adalah pilihan yang paling bijaksana.
Kalau rumah Anda terbilang mungil, cobalah “melirik” furnitur yang multifungsi. Mengapa? Karena furnitur seperti ini efisien dari segi tempat dan fungsi. Contoh furnitur seperti ini antara lain sofa bed – siang hari jadi sofa biasa, dan jika diperlukan dapat difungsikan sebagai tempat tidur – atau ranjang yang bagian kolongnya dimanfaatkan untuk laci-laci penyimpan pakaian atau benda lain.

Courtesy : www.ideaonline.co.id

Thursday, March 1, 2012

Ruang Nyaman Meski Renovasi Belum Selesai

Rumah ini belum jadi sepenuhnya, tapi bisa nyaman untuk ditinggali. Caranya?
 
Arif merenovasi rumahnya agar saat Lebaran tiba keluarganya bisa. Masalah timbul, ia hanya memiliki waktu sekitar 3,5 bulan untuk mengubah rumah 1 lantainya menjadi bertingkat. Rumah ini bertipe 56/112 dan direnovasi menjadi tipe 104/112. Renovasi dilakukan sejak awal Mei 2011 dan diselesaikan pertengahan Agustus 2011.
Ternyata hingga bulan September 2011 rumah belum jadi 100%. Masih ada beberapa bagian kecil yang masih harus dilakukan, seperti mengganti daun pintu, kitchen set , menambah perabot interior, dan finishing di beberapa bagian. Namun rumah itu sudah cukup nyaman untuk ditinggali.

Ruang Nyaman Walau Renovasi Belum Selesai

“Tukang saya tadinya ada enam. Tapi karena saya ada proyek yang butuh selesainya cepat juga, jadi tukang-tukang yang bagus saya bawa ke sana. Jadi (di akhir renovasi) tinggal tiga orang.” Hasilnya masih cukup rapi berkat pengawasan yang cukup ketat. Arif sendiri adalah arsitek yang mengerti kondisi pekerjaan membangun..
Untuk bisa tetap nyaman ditinggali, prioritas pekerjaan difokuskan pada ruang komunal, yaitu ruang di lantai bawah. Penyelesaian pengerjaan ruang komunal ini penting karena berhubungan dengan aktivitas menerima tamu saat lebaran. Agar luas, sekat ruang tamu dan ruang keluarga ia bongkar. Ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dan dapur menjadi kesatuan dalam konsep ruang open plan. Hasilnya jauh lebih lengang. Anak-anaknya bisa bebas bermain dan berlarian di dalam rumah.

Untuk ruang tamu, ia membedakan desainnya dari ruang keluarga dan ruang makan. Secara rasa, hal tersebut menjadi pembatas zona antara area tamu dengan keluarga, walau keduanya bersifat permiabel (akses fleksibel). Tangga pun sebenarnya belum jadi. Tapi bagian anak tangga dihaluskan plesterannya sehingga tampak seperti unfinished yang memang disengaja.
Jika budget atau waktu terbatas, renovasi tumbuh (bertahap) seperti ini dapat dilakukan. Renovasi awal selesai, mungkin renovasi berikutnya menunggu dana dan waktu yang tepat. Anda dapat memprioritaskan pada yang lebih kelihatan (seperti ruang-ruang komunal), mengakali beberapa finishing , dan desain yang tidak terlalu rumit (efisiensi bahan dan konstruksi). Jangan lupa untuk rutin memantau pekerjaan agar sesuai dengan manajemen waktu dan budgeting .

courtesy : www.ideaonline.co.id

Wednesday, February 29, 2012

Coba Parket Laminate

Bila Anda bertandang ke toko bangunan, atau berjalan-jalan di pameran material, Anda mungkin mendengar istilah parket laminate untuk penutup lantai. Benda apakah sebenarnya ini?
Parket laminate atau laminasi bisa dibilang merupakan pengembangan dari parket (lantai kayu). Dulu, sewaktu kayu masih tersedia dalam jumlah banyak, lantai kayu terbuat dari kayu solid. Tapi, ketika kayu mulai langka, di situlah inovasi mulai menyala. Muncul apa yang disebut parket laminate. 

 

Parket laminate terbuat dari beberapa lapis material, sehingga karena itu digunakan kata-kata laminate, yang direkatkan jadi satu. Umumnya, ada 4 lapisan pembentuknya, meliputi:
- Paling bawah adalah lapisan pelindung, biasanya berbahan melamin. Lapisan ini berfungsi melindungi kayu dari kelembaban yang ditimbulkan lantai yang sudah ada (lantai di bawahnya).
- Lapisan di atasnya adalah bahan utama atau biasanya disebut MDF (medium density fiberboard) atau HDF (high density fiberboard).
- Lapisan di atasnya lagi adalah material dekoratif. Karena MDF dan HDF memiliki permukaan polos (tidak bermotif), maka dibutuhkan motif kayu buatan agar tampilan lantai terlihat seperti kayu alami. Lapisan bermotif kayu ini biasanya terbuat dari resin.
- Terakhir, lapisan paling atas, yaitu film transparan yang kuat dan berfungsi sebagai pelindung. Dengan adanya lapisan film ini, parket laminate lebih tahan gores dan tahan air dibandingkan parket kayu solid.

Kelemahan laminate
Karena terbuat dari kayu serbuk, laminate tidak terlalu kuat menahan beban dibandingkan kayu solid. Karena itu, bahan ini cocok digunakan untuk ruang-ruang yang tidak terlalu menanggung banyak beban, misalnya ruang tidur atau ruang tamu.
Parket laminate biasanya tersedia dalam 2 macam ketebalan, yaitu 8 mm dan 12 mm. Untuk kemudahan pasang, parket laminate didesain dengan sistem interlocking antara lidah dan ceruk. Pada satu keping, sisi sebelah kirinya adalah lidah dan sisi sebelah kanannya adalah ceruk; sisi atasnya lidah dan sisi bawahnya ceruk.
Cara memasangnya dengan memasukkan lidah keping yang satu ke dalam ceruk keping yang lain. Ini berbeda dengan pemasangan keramik, yang setiap kepingnya harus direkatkan pada lantai yang ada di bawahnya.
Di sini perekat juga dibutuhkan, tapi hanya untuk menempelkan antara satu keping dengan keping lainnya (lem dioleskan pada bagian lidah dan ceruk). Dengan cara ini, pemasangan parket laminate menjadi lebih mudah, seperti memasang puzzle.
Selain itu, karena tidak perlu direkatkan ke lantai bawahnya, penutup lantai ini bisa diaplikasikan pada lantai yang sudah ditutup keramik atau bahan lainnya.

Courtesy : properti.kompas.com

Trik Mewarnai Hunian Mungil

Ruang dengan ukuran terbatas kadang membuat pemilik rumah serba salah untuk menentukan warna rumah serta paduannya. Meski tidak ada larangan, namun penggunaan warna di ruang sempit harus diketahui karakternya.

Dalam penerapannya, ada beberapa pertimbangan mengaplikasikan warna untuk hunian mungil. Hal ini terkait kesan yang hendak dimunculkan, apakah panas, sejuk, atau dingin. Misalnya, warna putih dan kuning muda akan mengesankan ruangan jadi lebih luas ketimbang warna coklat atau abu-abu. Warna merah akan menimbulkan kesan panas, hijau bernuansa sejuk, dan biru berkesan dingin.

 

Warna sendiri dapat dikategorikan menjadi tiga, yakni warna sejuk, hangat, dan netral. Warna sejuk adalah warna yang ditimbulkan dari warna biru, hijau, ungu, dan perak. Dengan warna-warna ini maka akan tercipta perasaan tenang. Warna hangat memiliki efek gairah bagi yang melihatnya. Yang termasuk di dalamnya adalah warna merah, merah muda, kuning, oranye, ungu dan emas. Sementara, warna netral seperti coklat, gading, abu-abu, putih, dan hitam baik untuk latar belakang suatu desain.

Untuk mewarnai hunian mungil, pilihlah warna yang cerah atau muda. Semakin cerah maka akan memberi kesan semakin lapang. Kombinasikan warna sesuai dengan harmonisasi ruang. Serta berikan sedikit warna kontras pada salah satu sisi dinding demi menghilangkan kesan monoton.

Sumber: Kreatif Menata Hunian Mungil, Teguh Prihanto, Kawan Pustaka

courtesy : properti.kompas.com

Memainkan Kesan Visual, Memperluas Ruang Mungil


Kesan sempit dan terbatas pada ruangan di hunian mungil dapat disiasati dengan memainkan kesan visual. Ada dua trik bisa Anda lakukan, yakni lewat pemasangan cermin dan memajang gambar, foto, atau lukisan panorama alam.



Memasang cermin 

Cermin, seperti telah diketahui, akan menggandakan obyek yang ada di depannya. Untuk hunian mungil, kehadirannya bukan semata untuk kegunaan estetika, melainkan juga dapat menambah kesan imajiner pada ruangan.

Dengan cermin, Anda dapat "memperluas" ruangan lewat permainan jangkauan visual penghuni rumah. Secara visual, ruang akan tampak lebih luas dari luas normal.

Untuk pemasangannya, pilihlah bagian dinding yang memberi dampak visual terbesar terhadap ruang. Peletakannya bisa di dinding kosong, pintu almari, atau partisi.

Cermin dapat dipasang dengan orientasi vertikal (dari atas ke bawah) dengan jarak sisi bawah dan lantai lebih besar dari 60 sentimeter. Pemasangan lebih banyak cermin dengan ukuran semakin besar, maka akan semakin memperbesar tampilan imajiner.

Memajang gambar, foto, atau lukisan alam

Selain cermin, dengan memajang gambar, foto, atau lukisan panorama alam akan memberi kesan luas. Secara psikologis, tema panorama alam akan menghadirkan perasaan nyaman, lapang dan lega. Juga, ada kesan tak terbatasi hingga garis horizon titik akhir pandangan mata.

Karakter pandangan luas ini akan mengikutsertakan emosi penghuni. Bandingkan bila Anda menempatkan gambar bertekstur batu yang memberi pengaruh terbatas bagi penghuni.

Untuk memajangnya, pilihlah gambar berkarakter luas atau memiliki kedalaman. Contohnya, suasana pantai, pegunungan, ruang terbuka, kota dan desa. Ukuran gambar minimal sepersembilan luas dinding.

Gambar, foto atau lukisan yang dipajang harus lebih dominan dari furnitur atau lainnya, agar menjadi pusat perhatian. Semakin luas gambar semakin memperbesar luas virtual ruangan. Tetapi, jangan lantas memajang gambar terlalu besar. Sesuaikan dengan luasan dinding, karena terlalu besar malah berkesan sempit.

(Sumber: Kreatif Menata Hunian Mungil, Teguh Prihanto, Kawan Pustaka)
Courtesy : properti.kompas.com

Monday, February 27, 2012

3 Pilihan Lokasi Ruang Makan

Ruang makan dapat dibedakan jenisnya berdasarkan posisi ruang pada bagian rumah. Pengelompokan ini terbentuk dari perkembangan gaya hidup yang mengarah ke lebih simpel, praktis, dan modern.

3 Pilihan Lokasi Ruang Makan

Lokasi ruang makan dibedakan atas tiga kemungkinan, yaitu:
  • Bergabung dengan Dapur - Ruang makan yang berada di dapur dikenal dengan sebutan breakfast nook . Area makan ini cenderung berukuran kecil dengan jumlah kursi hanya dua sampai tiga buah. Aktivitas makan yang terjadi umumnya lebih simpel, demikian juga penggunaan peralatan dan perlengkapannya.
  • Ruang Makan Dekat Ruang Keluarga - Ruang makan jenis ini merupakan penggabungan ruang keluarga dengan ruang makan. Biasanya tanpa pembatas dinding atau sekat yang bersifat masif. Keterbukaan sengaja dihadirkan agar ruang terasa lebih luas dan keakraban antar anggota keluarga tetap terjalin. Ruang makan tipe ini banyak diterapkan di rumah-rumah masa kini. Selain lebih hemat ruang, beragam kegiatan yang dilakukan anggota keluarga dapat terpusat pada satu ruang bersama.
  • Ruang Makan Terpisah - Ruang makan tipe ini merupakan area makan yang berada khusus di satu ruangan. Letaknya terpisah dengan ruang lain, sehingga kegiatan makan menjadi lebih formal. Keberadaan ruang terpisah sebagai ruang makan biasanya dilengkapi dengan dinning set terpusat. Letaknya di tengah ruang dengan kursi mengelilingi meja makan. Gaya ruang makan seperti ini cocok diterapkan pada rumah yang berukuran cukup luas.
Courtesy : www.ideaonline.co.id

Sejuk dengan Karpet Biru

Dominasi warna biru memberikan kesejukan pada ruang. Bersantap tambah nyaman.

Ketika pintu masuk utama dalam rumah terbuka, langsung terlihat ruang makan dengan kapasitas enam orang. Rumah ini memang sedikit berbeda. Biasanya, saat pintu utama dibuka, yang terlihat pertama kali adalah ruang tamu atau keluarga. Namun, lay out yang berbeda ini tidak jadi masalah karena memang inilah yang diinginkan pemilik. 

Pemilik rumah memiliki kebiasaan menjamu teman-temannya. Jika pemilik rumah dan tamu hendak mengobrol biasa, para tamu langsung diajak ke teras ruang makan yang menghadap taman tengah. Di teras ini para tamu dapat mengobrol santai sambil menghirup udara segar.

Sejuk dengan Karpet Biru


Ruang makan ini memiliki teras yang menghadap langsung ke taman. Pemandangan ke teras dapat terlihat jelas karena sisi dinding ruang yang menghadap taman menggunakan jendela dan pintu kaca transparan. Untuk kusen, digunakan kayu yang di-finishing duco putih. Tampil serasi dengan warna ruang yang putih.

Pada sudut ruang makan ditempatkan dua buah standing lamp. Dipilih bentuk lampu yang modern dari bahan stainless steel untuk batangnya dan kaca putih susu untuk kap lampunya. Warna lampu yang digunakan berwarna kuning sehingga membuat suasana jadi lebih hangat.

Courtesy : www.ideaonline.co.id

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...