R U M A H

menghadirkan informasi dan inspirasi memilih rumah yang tepat sesuai kebutuhan dan karakter

E K S T E R I O R

memberikan inspirasi estetik berkarakter bagi tampilan rumah anda

I N T E R I O R

kreasi tak terbatas bagi ruang dalam untuk mendukung aktivitas dan ekspresi yang beragam.

T A M A N dan L I N G K U N G A N

keramahan dan kesejukan taman untuk kenyamanan tempat tinggal.

F U R N I T U R

ragam kreasi furnitur yang memberikan dukungan interior yang pas dan apik.

Friday, September 23, 2011

Pori-Pori House, Indonesia


PORI-PORI HOUSE AHMET + SALINA STUDIO (PORES 2) PASAR MINGGU, SOUTH JAKARTA
 
Clients are spouses of graphic designers in need of a home and an office at the same time (SOHO/Small Office Home Office). Hence, the dialog between the domestic area and working area is the most essential part.

Pori-Pori House Pori-Pori House Indonesia House Indonesia Home

To preserve the privacy of the domestic area, zoning is executed vertically and horizontally. Vertically, the ground floor becomes the working area/design studio whereas the upper floor becomes the house.
An opening at the back of the site becomes a private area for the occupants, while the public area is located at the front of the site. This zoning accounts for the genuine condition of the area, a vacant land children used to play soccer in. To preserve the spirit, the Building Embankment is drawn back about 8 meters to create a public area in the front yard. Social functions and academic events such as graphic community discussions can be held there.
In addition to the clear zoning, the façade is also an essential part of the communication device to communicate with the surrounding neighborhood. Conceptually, "pores" are the secondary skin of the building, in which having "pores" means that the building can breathe. Bamboo is chosen as the primary material for its sensitivity to climate. The bamboo is installed by staking one onto another, with no nails used, because it will hold on stronger and leave no jointing marks. The area between the secondary skin and the façade of the building can be used as a verandah and smoking area. Structurally, this building is an urban infill. A steel structure is used to speed up the working process and exploit neighbors' sidewalls on the left side of the building.
Indonesia Home Indonesia House Indonesia Property Indonesia House
Pori Pori House - Building Information
PORI-PORI HOUSE PASAR MINGGU, SOUTH JAKARTA
Design: Budi Pradono Architects
 
Projects Title : Pori-Pori House Client : Irwan Ahmed and Salina Status : Commissioned 2005 Construction: 2005-06 Location : Pasar Minggu, South Jakarta Site : 164m² Programs : Small office home office (SOHO) Building Area : 107m² Total Floor Area : 134,9m² Total Build Area : 114,5m² Architect : budi pradono architects Project Architect in Chief : Budi Pradono Assistance Project Architects : Anggi Radik Prihanto, Muhammad Sagitha Project Support Assistant : Asa Darmatriaji Models : Anggi Radik Prihanto, Daryanto Structure Engineering : Sugiatno Bamboo Specialist : Mudjiono Photographer : FX Bambang SN - Budi Pradono
Pori-Pori House Indonesia images / information from Budi Pradono Architects

COurtesy : e-architect.co.uk

Wednesday, September 21, 2011

Definisi arsitektur tropis

Tulisan Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch - UMBSalah satu alasan mengapa manusia membuat bangunan adalah karena kondisi alam iklim tempat manusia berada tidak selalu baik menunjang aktivitas yang dilakukannya. Aktivitas manusia yang bervariasi memerlukan kondisi iklim sekitar tertentu yang bervariasi pula.

Untuk melangsungkan aktivitas kantor, misalnya, diperlukan ruang dengan kondisi visual yang baik dengan intensitas cahaya yang cukup; kondisi termis yang mendukung dengan suhu udara pada rentang-nyaman tertentu; dan kondisi audial dengan intensitas gangguan bunyi rendah yang tidak mengganggu pengguna bangunan. Karena cukup banyak aktivitas manusia yang tidak dapat diselenggarakan akibat ketidaksesuaian kondisi iklim luar, manusia membuat bangunan.

Dengan bangunan, diharapkan iklim luar yang tidak menunjang aktivitas manusia dapat dimodifikasidiubah menjadi iklim dalam (bangunan) yang lebih sesuai. Usaha manusia untuk mengubah kondisi iklim luar yang tidak sesuai menjadi iklim dalam (bangunan) yang sesuai seringkali tidak seluruhnya tercapai. Dalam banyak kasus, manusia di daerah tropis seringkali gagal menciptakan kondisi termis yang nyaman di dalam bangunan. Ketika berada di dalam bangunan, pengguna bangunan justru seringkali merasakan udara ruang yang panas, sehingga kerap mereka lebih memilih berada di luar bangunan.

Pada saat arsitek melakukan tindakan untuk menanggulangi persoalan iklim dalam bangunan yang dirancangnya, ia secara benar mengartikan bahwa bangunan adalah alat untuk memodifikasi iklim. Iklim luar yang tidak sesuai dengan tuntutan penyelenggaraan aktivitas manusia dicoba untuk diubah menjadi iklim dalam (bangunan) yang sesuai.

Para arsitek yang kebetulan hidup, belajar dan berprofesi di negara beriklim sub-tropis, secara sadar atau tidakatau karena aturan membangun setempatkerap melakukan tindakan yang benar. Karya arsitektur yang mereka rancang selalu didasari pertimbangan untuk memecahkan permasalahan iklim setempat yang bersuhu rendah.


Gambar: http://forum.tamanroyal.com

Bangunan dibuat dengan dinding rangkap yang tebal, dengan penambahan bahan isolasi panas di antara kedua lapisan dinding sehingga panas di dalam bangunan tidak mudah dirambatkan ke udara luar. Meskipun mereka melakukan tindakan perancangan guna mengatasi iklim sub-tropis setempat, karya mereka tidak pernah disebut sebagai karya arsitektur sub-tropis, melainkan sebagai arsitektur Victorian, Georgian dan Tudor; sementara sebagian karya yang lain diklasifikasikan sebagai arsitektur modern (modern architecture), arsitektur pasca-modern (post-modern architecture), arsitektur modern baru (new modern architecture), arsitektur teknologi tinggi (high-tech architecture), dan arsitektur dekonstruksi (deconstruction architecture).

Di sini terlihat bahwa arsitektur yang dirancang guna mengatasi masalah iklim setempat tidak selalu diberi sebutan arsitektur iklim tersebut, karena pemecahan problematik iklim merupakan suatu tuntutan mendasar yang 'wajib' dipenuhi oleh suatu karya arsitektur di manapun dia dibangun. Sebutan tertentu pada suatu karya arsitektur hanya diberikan terhadap ciri tertentu karya tersebut yang kehadirannya 'tidak wajib', serta yang kemudian memberi warna atau corak pada arsitektur tersebut. Sebut saja arsitektur yang 'bersih' tanpa embel-embel dekorasi, yang bentuknya tercipta akibat fungsi (form follows function) disebut arsitektur modern.

Arsitektur dengan penyelesaian estetika tertentu yang antara lain menyangkut bentuk, ritme dan aksentuasidiklasifikasikan (terutama oleh Charles Jencks) ke dalam berbagai nama, seperti halnya arsitektur pasca-modern, modern baru dan dekonstruksi.

Semua karya arsitektur tersebut tidak pernah diberi julukan 'arsitektur sub-tropis' meskipun karya tersebut dirancang di daerah iklim sub-tropis guna mengantisipasi masalah iklim tersebut Kemudian mengapa muncul sebutan arsitektur tropis? Seolah-olah jenis arsitektur ini sepadan dengan julukan bagi arsitektur modern, modern baru dan dekonstruksi. Jenis yang disebut belakangan lebih mengarah pada pemecahan estetika seperti bentuk, ritme dan hirarki ruang. Sementara arsitektur tropis, sebagaimana arsitektur sub-tropis, adalah karya arsitektur yang mencoba memecahkan problematik iklim setempat.

Bagaimana problematik iklim tropis tersebut dipecahkan secara desain atau rancangan arsitektur? Jawabannya dapat seribu satu macam. Seperti halnya yang terjadi pada arsitektur sub-tropis, arsitek dapat menjawab dengan warna pasca-modern, dekonstruksi ataupun High-Tech, sehingga pemahaman tentang arsitektur tropis yang selalu beratap lebar ataupun berteras menjadi tidak mutlak lagi.Yang penting apakah rancangan tersebut sanggup mengatasi problematik iklim tropishujan deras, terik radiasi matahari, suhu udara yang relatif tinggi, kelembapan yang tinggi (untuk tropis basah) ataupun kecepatan angin yang relatif rendahsehingga manusia yang semula tidak nyaman berada di alam terbuka, menjadi nyaman ketika berada di dalam bangunan tropis itu.

Bangunan dengan atap lebar mungkin hanya mampu mencegah air hujan untuk tidak masuk bangunan, namun belum tentu mampu menurunkan suhu udara yang tinggi dalam bangunan tanpa disertai pemecahan rancangan lain yang tepat. Dengan pemahaman semacam ini, kemungkinan bentuk arsitektur tropis, sebagaimana arsitektur sub-tropis, menjadi sangat terbuka. Ia dapat bercorak atau berwarna apa saja sepanjang bangunan tersebut dapat mengubah kondisi iklim luar yang tidak nyaman, menjadi kondisi yang nyaman bagi manusia yang berada di dalam bangunan itu.

Dengan pemahaman semacam ini pula, kriteria arsitektur tropis tidak perlu lagi hanya dilihat dari sekedar 'bentuk' atau estetika bangunan beserta elemen-elemennya, namun lebih kepada kualitas fisik ruang yang ada di dalamnya: suhu ruang rendah, kelembapan relatif tidak terlalu tinggi, pencahayaan alam cukup, pergerakan udara (angin) memadai, terhindar dari hujan, dan terhindar dari terik matahari.

Penilaian terhadap baik atau buruknya sebuah karya arsitektur tropis harus diukur secara kuantitatif menurut kriteriakriteria fluktuasi suhu ruang (dalam unit derajat Celcius); fluktuasi kelembapan (dalam unit persen); intensitas cahaya (dalam unit lux); aliran atau kecepatan udara (dalam unit meter per detik); adakah air hujan masuk bangunan; serta adakah terik matahari mengganggu penghuni dalam bangunan. Dalam bangunan yang dirancang menurut kriteria seperti ini, pengguna bangunan dapat merasakan kondisi yang lebih nyaman dibanding ketika mereka berada di alam luar. Penulis menganggap bahwa definisi atau pemahaman tentang arsitektur tropis di Indonesia hingga saat ini cenderung keliru.

Arsitektur tropis sering sekali dibicarakan, didiskusikan, diseminarkan dan diperdebatkan oleh mereka yang memiliki keahlian dalam bidang sejarah atau teori arsitektur. Arsitektur tropis seringkali dilihat dari konteks 'budaya'. Padahal kata 'tropis' tidak ada kaitannya dengan budaya atau kebudayaan, melainkan berkaitan dengan 'iklim'. Pembahasan arsitektur tropis harus didekati dari aspek iklim. Mereka yang mendalami persoalan iklim dalam arsitekturpersoalan yang cenderung dipelajari oleh disiplin ilmu sains bangunan (fisika bangunan)akan dapat memberikan jawaban yang lebih tepat dan terukur secara kuantitatif.

Mereka yang dianggap ahli dalam bidang arsitektur tropisKoenigsberger, Givoni, Kukreja, Sodha, Lippsmeier dan Nick Baker memiliki spesialisasi keilmuan yang berkaitan dengan sains bangunan, bukan ilmu sejarah atau teori arsitektur.Kekeliruan pemahaman mengenai arsitektur tropis di Indonesia nampaknya dapat dipahami, karena pengertian arsitektur tropis sering dicampuradukkan dengan pengertian 'arsitektur tradisional' di Indonesia, yang memang secara menonjol selalu dipecahkan secara tropis.

Pada masyarakat tradisional, iklim sebagai bagian dari alam begitu dihormati bahkan dikeramatkan, sehingga pertimbangan iklim amat menonjol pada karya arsitektur tersebut. Manusia Indonesia cenderung akan membayangkan bentuk-bentuk arsitektur tradisional Indonesia ketika mendengar istilah arsitektur tropis. Dengan bayangan iniyang sebetulnya tidak seluruhnya benarpembicaraan mengenai arsitektur tropis akan selalu diawali. Dari sini pula pemahaman mengenai arsitektur tropis lalu memiliki konteks dengan budaya, yakni kebudayaan tradisional Indonesia.

Hanya mereka yang mendalami ilmu sejarah dan teori arsitektur yang mampu berbicara banyak mengenai budaya dalam kaitannya dengan arsitektur, sementara arsitektur tropis (basah) tidak hanya terdapat di Indonesia, akan tetapi di seluruh negara yang beriklim tropis (basah) dengan budaya yang berbeda-beda, sehingga pendekatan arsitektur tropis dari aspek budaya menjadi tidak relevan. Dari uraian di atas, perlu ditekankan kembali bahwa pemecahan rancangan arsitektur tropis (basah) pada akhirnya sangatlah terbuka.

Arsitektur tropis dapat berbentuk apa sajatidak harus serupa dengan bentuk-bentuk arsitektur tradisional yang banyak dijumpai di wilayah Indonesia, sepanjang rancangan bangunan tersebut mengarah pada pemecahan persoalan yang ditimbulkan oleh iklim tropis seperti terik matahari, suhu tinggi, hujan dan kelembapan tinggi. (Tri Harso Karyono)Sepanjang sejarah bangunan dan arsitektur : menjawab tantangan terhadap iklim Bangunan tradisional dan moderen semua menjawab tantangan iklim Penyelesaian perlindungan angin, orientasi bangunan.

Pengetahuan iklim merupakan dasar bagi manusia untuk tinggal, akhirnya menjadi ekspresi untuk rancangannya. Perancangan berdasar iklim adalah satu pendekatan untuk mengurangi biaya energidalam bangunan.

Memahami Arsitektur Tropis dan Iklim


Arsitektur Tropis merupakan salah satu cabang ilmu arsitektur, yang mempelajari tentang arsitektur yang berorientasi pada kondisi iklim dan cuaca, pada lokasi di mana massa bangunan atau kelompok bangunan berada, serta dampak, tautan ataupun pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar yang tropis.

Arsitek 
Gambar: http://jendela-arsitek.blogspot.com

Bangunan dengan desain arsitektur tropis, memiliki ciri khas atau karakter menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis, atau memiliki bentuk tropis. Tetapi dengan adanya perkembangan konsep dan teknologi, maka bangunan dengan konsep atau bentuk modern atau hitech, bias disebut bangunan tropis, hal ini diatasi dengan adanya system sirkulasi udara, ventilasi, bukaan, view dan orientasi bangunan, serta penggunaan material modern/hitech yang tidak merusak lingkungan. 

Arsitektur Tropis meliputi berbagai macam hal yang menyangkut desain bangunan atau kawasan yang berkarakter bangunan tropis, dengan pengaruh atau dampak terhadap lingkungannya. 

Desain bangunan dengan karakter tropis, memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut, yaitu : harus memiliki view dan orientasi bangunan yang sesuai dengan standar tropis (building orientation), menggunakan bahan atau bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis, seperti; sunshading, sunprotection, sunlouver, memperhatikan standar pengaruh bukaan terhadap lingkungan sekitar(window radiation), serta memiliki karakter atau ciri khas yang mengekpos bangunan sebagaibangunan tropis, dengan penggunaan material ataupun warna-warna yang berbeda.

Tulisan : Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch - UMB

Tuesday, September 20, 2011

Sensasi Air Terjun “Gantung”

Tahukah Anda, bahwa kejenuhan seringkali datang saat kita selalu berkutat pada hal yang standar. Air mancur gantung, benar-benar jadi solusi penghilang jenuh di rumah ini.
 
Menikmati teh di sore hari, menerima tamu, dan menikmati penganan buatan istri, adalah salah satu bentuk aktivitas yang berkualitas. Kualitas itu harus terwadahi pula dalam ruang-ruang dengan elemen penyusun ruang yang berkualitas. Itulah kualitas yang dimiliki oleh Angga Prasetya, pemilik rumah ini. Angga seringkal menghabiskan waktu di ruang makan yang berada di balik jendela samping kolam mini.

Sensasi Air Terjun “Gantung”Kolam yang berfungsi sebagai “pendingin” aliran udara yang masuk kerumah, juga memiliki fungsi visual sebagai penghilang kejenuhan. Kolam berada di samping innercourt berukuran 4mx6m di bagian tengah rumah. ­­ ­Ada hal unik terlihat dari kolam. 

Kolam memiliki air terjun yang keluar dari balok yang menggantung. Air terjun ini terlihat seperti mata air yang keluar dari padatnya beton berukuran 300cmx30cmx20cm.

Komposisi menggantung sebenarnya juga terdapat di bagian ruang makan, tepatnya pada mejanya. Meja makan tergantung pada balok di bagian atas jendela. Jadi konsep ini masih menjadi satu ikatan dengan konsep air terjun yang berada di taman. Inilah konsep yang ditawarkan oleh Faizal Syamsalam, arsitek dari rumah ini.

Bermain dengan komposisi melayang dan menggantung, adalah sensasi bagi visual sebuah ruangan. Layak untuk Anda coba!

Courtesy : www.ideaonline.co.id

Saturday, September 10, 2011

Aksesoris Etnik Ruang Tamu

Anda sedang mencari ide untuk gaya tata ruang tamu? Coba ikuti tips dari Litha, seorang desainer dari Bandung.

Kreatifitas tak ada henti, itulah yang ditunjukan oleh Renulitha Salamah, yang akrab dipanggil Litha dengan karya-karyanya yang dijual di showroom Arkara Design, Bandung. Olahan lampu dan bantal yang dibuat dari bahan alternatif, yaitu bahan kain brokat yang biasa dijadikan bahan kain untuk kebaya. Ada juga olahan bermacam kain cantik yang dijadikan sarung bantal untuk percantikan interior rumah.

Kreasi Litha yang mempercantik dapur di antaranya adalah dengan menambahkan poef cantik berbalut kain batik di bagian kiri ruang tamu. Aksesori tea set keramik menambah cantik tampilan di meja. Di bagian belakang, terdapat lukisan bali menggambarkan sepasang pria-wanita terlihat eye-catching mengisi dinding belakang ruang tamu.

Aksesori Etnik Menjadikan Ruang Tamu UnikUntuk percantikan sofa, Litha menambahkan bantal jingga cantik berbalut sarung kain tenun halus terasa lembut saat disandari. 

Bantal kuning halus di sebelahnya juga cocok dipadupadankan dengan warna gelap dan terang. Litha pun berkreasi dengan kain brokat, yaitu untuk membuat lampu duduk berbahan brokat, menghasilkan pendar cantik di sore dan malam hari. Sebagai aksen di sudut ruang tamu, meja sudut dari bahan kayu asem cocok mengisi ruang-ruang yang menambah aksen etnik.

Ruang tamu yang Anda inginkan bisa jadi ruang tamu bergaya etnik. Olahan simpel dengan menambahkan aksen batik pada poef dan unsur kain pada bantal sofa bisa jadi jurus jitu. 

Cantik dan kreatif, karena ruang tamu memanfaatkan paduan bahan-bahan khas etnik dan memberdayakan lagi kain yang ada. Bahan ini menjadi lampu dan koleksi bantal yang penting untuk percantikan ruang.
Foto: iDEA/ Ricardo de Melo

courtesy : www.ideaonline.co.id

Pelapis Dinding

Teliti sebelum membeli. Kenali dulu jenis pelapis dinding, sebelum Anda menentukan pilihan. 
 
Anda bosan dengan tampilan dinding yang hanya berbalut cat polos? Coba gunakan pelapis dinding dengan ragam motif, tekstur, dan warna, agar memberi suasana baru yang lebih menyenangkan.

Sebelum memutuskan untuk melapis dinding, kenali dulu jenis-jenis pelapis yang akan Anda pilih. Ada banyak bahan, antara lain, kertas dan kain, vinyl , finished plastik, serta serat alami.

Memilih Pelapis Dinding

Berikut ini adalah material yang cocok pada bermacam-macom kondisi.
  • Jika Anda membutuhkan pelapis dinding yang dapat dibersihkan, pilihlah wallcover dengan pelindung plastik transparan pada permukaannya. Lapisan plastik itu membuat permukaan wallcover lebih tahan noda. Kotoran bisa dibersihkan dengan sedikit air sabun atau dilap dengan kain lembap. Namun lap jangan terlalu basah karena bisa membuat lapisan lemnya lepas. 
  • Pelapis berbahan vinyl juga mudah dibersihkan. Namun pelapis ini harus dihindari dari jamur. Untuk melindunginya, gunakanlah lem yang dilengkapi dengan fungisida. Cermati proses pemasangannya agar tidak saling bertumpuk sebab vinyl tidak bisa merekat pada vinyl . Umumnya pelapis vinyl dapat dicuci namun permukaannya mudah lecet.
  • Anda ingin mempercantik ruang dengan pelapis dinding bertipe emboss ? Pilih flock wallpaper yang memiliki tonjolan menyerupai beludru. Materialnya terbuat dari serat nilon, katun, rayon, atau sutera yang direkatkan pada kertas atau vinyl . Tampilannya mewah karena pada awalnya memang dibuat untuk meniru penutup dinding dari bahan beludru. Sayangnya, jenis ini sulit untuk dibersihkan dan harganya cukup tinggi.
  • Permukaan timbul juga bisa Anda dapatkan pada pelapis dinding jenis woodchip paper dan anaglypta. Material utamanya terbuat dari kertas. Pada jenis woodchip paper , bagian dalam kertas diisi dengan keping kayu dan serbuk gergaji. Harganya relatif terjangkau dan cocok untuk melapisi permukaan yang kurang sempurna. Anaglypta adalah jenis pelapis yang kuat menyerupai plester. Terbuat dari bubur kayu atau serat katun. Semakin muncul emboss -nya, semakin mahal harga pelapis anaglypta ini. 
  • Kesan mewah dan modern bisa Anda dapatkan dari pelapis dinding berbahan kain sutera, linen, atau kulit lunak. Pelapis ini biayanya mahal dan sulit dibersihkan. Pemasangannya pun memerlukan tenaga yang sudah ahli. Namun tampilan yang dihasilkan memang tidak mengecewakan. 
  • Ada juga pelapis berbahan serat alami dari rafia dan rami yang sudah dikeringkan dan terlaminasi. Pelapis jenis ini tepat dipasang pada dinding berkondisi buruk.
Foto: iDEA/ Dean Martin Saerang
Courtesy: www.ideaonline.co.id

Pagar Rumah Yang Serasi

Perumahan kelas menengah ke bawah umumnya tidak memasukkan pagar rumah sebagai pelengkap rumah. Alhasil, desain pagar harus diusahakan oleh pemilik rumah sesuai dengan seleranya. Sehingga kita biasa melihat banyak perumahan tidak lagi memperlihatkan sebuah konsep awal yang jelas. Rumah dengan model dan tipe yang sama, mempunyai beragam model pagar warna-warni yang mendominasi pemandangan. Celakanya lagi, corak pagar itu tidak selalu cocok dengan tipe rumah, baik proporsi maupun coraknya.
 
Hal yang sama terjadi juga dengan rumah kelas menengah atas. Walaupun pengembang menambahkan pagar pada paket penjualan, umumnya pagar dibuat dari bahan ala kadarnya. Sehingga di kemudian hari, pemilik rumah harus mengganti pagar yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Dan hasilnya pun setali tiga uang: banyak pagar yang dibuat tidak proporsional dan tidak sesuai dengan desain rumahnya.

Faktor Keamanan

Tipikal Perumahan Menengah dengan Pagar Standard

Pertimbangan utama dalam membuat pagar rumah adalah keamanan. Karena itu tinggi pagar acapkali mencerminkan situasi psikologis si empunya rumah, namun juga kondisi objektif keamanan di sekitarnya. 
Bila tingkat keamanan lebih diutamakan, orang cenderung mengabaikan proporsi serta aspek keserasian baik antara desain pagar dengan desain rumah maupun lingkungan sekitar.
Ada kecenderungan faktor keamanan dan estetika dalam desain pagar adalah dua faktor yang berbanding terbalik. Semakin tinggi faktor keamanan semakin diabaikanlah faktor keindahan dan keserasian pagar rumah.
 
Padahal, sebagian besar dari kita mungkin lebih menginginkan rumah tanpa pagar alias rumah taman. Selain terasa lebih lega, aliran udara dan sinar matahari juga dapat lebih optimal.
Namun situasi ini barangkali hanya dapat dinikmati segelintir orang, karena biaya pengamanan lingkungan mungkin jauh lebih mahal. Sebagaimana dirasakan oleh mereka yang tinggal di cluster atau kompleks perumahan taman.
Idealnya tinggi pagar depan rumah adalah sekitar 1,5 meter atau 1/3 dari tinggi fasad rumah satu lantai. Kalau faktor keamanan menjadi pertimbangan sehingga pagar harus lebih tinggi, upayakan bahwa lewat pagar itu udara dan cahaya matahari tetap leluasa.
Serasikan Pagar dengan fasad rumah

Keserasian Pagar vs Rumah: proporsi, ornamen, corak, warna dan gaya

Untuk Anda yang sedang mencari insipirasi desain pagar. Faktor utama yang harus Anda perhatikan adalah aspek keserasian antara pagar dan tampak rumah. Pagar yang sedap dipandang mata adalah yang proporsinya tepat, semodel, seirama dengan desain rumah. Lihat contoh gambar desain di samping. Pagar dan rumah yang didesain serasi.
Artinya, kalau rumah Anda mediteranian gunakan pagar yang senada, misalnya dengan mengekspos bata bali disertai lengkungan dengan warna cream. Atau kalau rumah etnik, maksimalkan pemanfaatan batu alam serta kayu.
Keserasian itu didapat dari pemilihan warna yang senada, corak atau ornamen dari material yang sejenis. Jangan sampai terjadi pagar dan rumah seolah berebut perhatian sehingga keduanya malah kehilangan keindahan karena bertabrakan.
Pagar Rumah Minimalis
Prinsip utama dari rumah minimalis adalah bermain dengan bentuk geometris yang simple yaitu bentuk garis vertikal dan horisontal. Meskipun simple, permainan garis vertikal dan horisontal tetap dapat kelihatan indah dan tidak membosankan. Asalkan Anda tahu caranya dan berani membuat eksplorasi.

Corak Vertikal dan Horisontal Pagar Minimalis

Eksplorasi itu antara lain dapat dilakukan dengan penciptaan tekstur visual. Yaitu kesan tebal tipis, halus rata, yang timbul karena pola yang dibuat. 
Perhatikan contoh pagar minimalis berikut ini. Permainan bentuk geometris yang simple dan serasi dengan bentuk dan warna rumah, menghasilkan komposisi yang indah.

Material Pagar dan Green Design
Pedagang atau pengrajin pagar rumah umumnya menyediakan material dan contoh desain yang terbatas. Pertimbangan mereka sederhana saja agar harganya dapat terjangkau dan pengerjaannya cepat.
 
Padahal banyak material bangunan yang tersedia di sekeliling kita memungkinkan untuk berkreasi. 
Coba perhatikan contoh di bawah ini. Pemanfaatan satu jenis material yaitu bilah-bilah kayu, batapress dan batu alam yang didesain dengan simple justru menampilkan keindahannya sendiri.

Pagar Dengan Kayu Horisontal, Bata Press, dan Batu Alam

Selain itu pemanfaatan tanaman hias untuk memperindah pagar akan menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang peduli dengan arsitektur hijau alis green design. 
 
Dalam semua hal itu, corak yang simple, dengan satu jenis material saja yang diekspos, pilihan warna, disertai kesadaran untuk membuat desain tekstur visual yang berirama adalah kunci dari desain pagar yang menawan. Lihat gambar di samping

Courtesy : Annahape.com

Thursday, September 8, 2011

Tanaman Pemanis Taman

Agar taman minimalis tidak terkesan kaku, siasati lewat pemilihan tanamannya. Tanaman yang ringan, tidak rimbun, dan memiliki ranting teratur cocok untuk jenis taman minimalis.
Berikut tanaman yang berciri-ciri tersebut di atas untuk taman minimalis Anda:

Bambu Buda Belly (Bambusa tuldoides 'Ventricosa')
Bentuk batangnya berlekuk seperti perut, makanya dinamai belly. Kerap dijadikan tanaman kunci (key plant) dengan menonjolkan lekuk batangnya. Bambu asal Cina ini mencapai tinggi 17 meter. Bila ditanam dalam kondisi miskin unsur hara, maka jarak antarbuku memendek dan batang akan berlekuk.



Mimosa Silver (Acacia podalyriifolia)
Asalnya dari Malaysia dan negara-negara lain di Asia. Banyak ditanam juga di Australia, sehingga nama umumnya Queensland Silver Wattle. Di Indonesia disebut sebagai mimosa karena bunganya bentuknya mirip dengan putri malu (Mimosa pudical), kerap ditanam sebagai screen dan pelunak dinding. Daun berwarna putih (perak), tumbuh sepanjang tahun, dan ibiakkan dengan cangkok atau biji.

Tabebuia (Tabebuia aurea)
Keluarga Bignoniaceae dengan tinggi sampai 7 meter. Bunganya berwarna kuning serempak, berbunga saat musim pancaroba. Pertumbuhan Tabebuia lambat, tetapi batangnya kuat. Oleh karena itu, tanaman ini pas untuk taman minimalis yang tak perlu memerlukan banyak perawatan (pemangkasan). Dapat ditanam dengan cangkok.
Selain tumbuh-tumbuhan di atas, Anda juga dapat menghiasi taman minimalis dengan semak maupun perdu. Jenis tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman pengisi atau pembatas taman. Berikut ini jenis-jenis yang cocok untuk taman minimalis:

Carrubean Copper Plant (Euphorbia cotinifolia)
Kerap diasumsikan sebagai pohon karena sosoknya yang tinggi mencapai 3 meter. Sementara itu, para ahli botani mengelompokkannya sebagai semak tinggi karena batangnya yang tidak berkayu. Tumbuhan ini merupakan salah satu dari jenis marga Euphorbia dengan daun berwarna merah dan bergetah susu.

Siklok (Agave attenuata)
Keluarga Agaveceae punya anggota 166 jenis. Attenuata termasuk salah satu jenis yang kerap digunakan untuk tanaman taman. Daunnya runcing dengan pangkal batang agak kuat dan berwarna hijau keputihan, pinggir daunnya tidak berduri. Tanaman ini tahan panas dan kering.

Iris (Iris pseudacorus)
Bunganya berwarna kuning dengan kelir daun hijau berbentuk pita. Keluarga Iridaceae ini berasal dari Eropa dan Asia. Tumbuh di tanah yang lembap dan tak tahan kering. Dapat difungsikan sebagai pembatas maupun pengisi taman minimalis. Ada juga yang menanamnya dalam pot.

Nanas Hias (Ananas comosus)
Keluarga nanas-nanasan (Bromeliaceae) ini merupakan satu jenis dengan nanas buah, tetapi berbeda varian. Nanas hias ini berbuah sebagaimana nanas buah, tetapi ukurannya kecil. Tahan panas dan kering, biasanya ditanam sebagai aksen yang disandingkan dengan hard material seperti batu maupun semen.

Melati Air (Echinodorus phalaefolius)
Keluarga Alismataceae, berbunga putih seperti melati, tertata pada tangkai bunga yang panjang. Daun lebar, permukaannya kasar. Tidak hanya ditanam di kolam, melati air kerap ditanam di pot. Untuk menanamnya, pot tidak berlubang agar media sela basah dan berlumpur.

Dracena tricolor
Sosoknya sama dengan Song of Jamaica, hanya bentuk daunnya lebih runcing. Tiap helainya terdiri dari tiga warna, yakni coklat, merah dan hijau. Tricolor digunakan untuk tanaman kunci di pinggir gerbang taman. Sesekali dipadu dengan Dracaena hijau.

Bawang Brojol (Zephyranthes grandiflora)
Terkenal dengan sebutan "Rain Lily", jika berbunga serempak seperti hujan bunga lili. Bentuknya pun mirip bunga lili, meskipun ukurannya lebih kecil. Dibiakkan dengan umbi, berbunga sepanjang tahun dengan perlakuan khusus serta enyukai sinar matahari langsung dan kering.

(G. Sujayanto/ Majalah Garden)
Courtesy : KOMPAS.com

Ruang Tamu di Rumah Mungil

Rumah Anda tergolong mungil dengan tipe 21, 36, atau tipe 45, namun ingin tetap memiliki ruang tamu? Anda memerlukan strategi untuk menyiasatinya. Dua cara berikut bisa menjadi solusi keberadaan ruang tamu di rumah mungil Anda.
Pertama, Anda bisa menggabungkan fungsi ruang tamu dan ruang keluarga. Cara kedua, Anda perlu memanfaatkan teras rumah untuk ruang tamu.



Menggabungkan fungsi ruang tamu dan keluarga bisa Anda terapkan karena terkadang kunjungan tamu relatif rendah. Kedatangan tamu ke rumah bukanlah aktivitas yang dilakukan setiap hari.
Biasanya, tamu yang berkunjung adalah orang-orang terdekat, seperti sanak famili. Bila tidak ada tamu, ruang tamu dapat diubah fungsinya menjadi ruang keluarga. Aktivitas berkumpul bersama keluarga dapat dilakukan seperti sekedar menghabiskan malam di depan televisi, bercengkrama dan saling berinteraksi.
Kini, karena memiliki dua fungsi, setidaknya penempatan furnitur dan aksesoris di ruangan ini mampu menjawab kebutuhan. Rasa nyaman dan menyenangkan perlu dijadikan kunci menempatkan perabotan berikut aksesoris pemanis ruangan di sini.

Cara kedua, Anda memanfaatkan teras depan rumah untuk menerima tamu dengan kunjungan singkat. Teras tidak terlalu luas, namun harus tetap nyaman saat tamu berkunjung, sehingga sebaiknya Anda menciptakan teras dengan sentuhan berbeda. Misalnya, menciptakan kesan natural dan alamiah, pemakaian warna-warna kayu pada furnitur, atau lantai dengan parket bisa. Tambahkan beberapa tanaman dalam pot, baik itu digantung atau diletakkan di depan meja kursi agar teras tampil lebih segar.

Courtesy : properti.kompas.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...