RENOVASI pada dasarnya membuat suatu fisik bangunan sehingga terjadi adanya pembaruan, peremajaan, dan penyempurnaan. Bisa dengan penambahan fungsi sehingga menambah ruang, atau dengan menggunakan konsep yang sudah ada, rumah disempurnakan lagi.
Ambil saja contoh sebuah rumah tipe 36 yang sebelumnya sudah pernah direnovasi, namun pemiliknya ingin merenovasi kembali agar terlihat lebih cantik dan nyaman. Rumah tipe 36 ini pada dasarnya sama seperti rumah di perumahan lainnya, kelebihannya mungkin adalah rumah ini terletak di hook (sudut).
Untuk merenovasinya cukup dengan mengubah letak pintu masuk, sedikit mengolah bentuk untuk dapat menampung fasilitas, pencahayaan alami, dan bagian sirkulasi udara.
Sama seperti membuat bangunan baru, kaidah fisika bangunan perlu diperhatikan. Seperti curah hujan, panjang over stack, arah sinar matahari, arah kebisingan, banyak dan tempat bukaan. Adapun hal-hal penting yang perlu Anda perhatikan sebelum merenovasi rumah, di antaranya sebagai berikut.
1. Pakai Material Lama
Untuk para pemborong atau kontraktor menyelami keinginan klien (pemilik rumah) sangat penting agar keinginan tersebut dapat diolah dan ditampilkan pada rumah impian. Bila ada beberapa elemen bangunan rumah masih dapat digunakan, bisa dipakai kembali.
Selain tidak mengubah begitu jauh tampilan lama, tentunya lebih murah biaya renovasinya. Merenovasi berarti melakukan pembaruan, jika lama dan usang diganti dengan elemen yang baru. Kualitas boleh lebih bagus atau sama dengan elemen yang lama.
2. Struktur
Renovasi dengan cara meningkatkan rumah, perlu melihat juga kekuatan struktur yang ada. Jangan sampai pada saat dilakukan pembangunan lantai atas, struktur lantai bawahnya tidak kuat menahan beban dari atas.
Memperkuat struktur rumah dapat dilakukan dengan menambah ukuran tiang atau menambah tiang. Ruang di lantai atas memiliki tiang atau kolom yang berfungsi menyalurkan beban dari atap. Tiang ini menerus ke lantai bawahnya dan menuju sloof dan fondasi.
Bila ada tiang yang tidak menerus dari lantai atas ke lantai di bawahnya, bisa saja. Tapi, dibutuhkan balok penyalur beban dari tiang di atas menuju tiang lantai bawah. Perletakkan tiang yang tidak sama antara lantai atas dan lantai bawah, akan menambah biaya pembangunan.
3. Tangga
Renovasi untuk rumah satu lantai menjadi dua lantai, yang perlu diperhatikan adalah letak, fungsi, dan ukuran tangga. Tangga cukup aman dan nyaman untuk digunakan. Kendala untuk rumah mungil adalah ruang yang tersedia untuk tangga terbatas, akhirnya kadang mengorbankan kenyamanan dan keamanan pemakai. Tangga pun membutuhkan pencahayaan alami pada siang hari, agar hemat energi dan aman.
4. Talang
Dalam merenovasi, kadang ada bagian rumah yang tidak ditingkat, hanya sebagian saja. Mengingat Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi, maka debit air hujan dan tampiasnya sangat menjadi masalah. Menghindari penggunaan talang, berarti meminimalkan kebocoran, begitu pula dengan kemiringan atap yang pas.
Air biarkan jatuh bebas tanpa penghalang, semakin cepat air tersebut sampai tanah, maka kebocoran dapat dihindari. Anda tetap menggunakan talang horizontal, perlu diperhatikan pula roof drain-nya. Jumlah roof drain yang cukup banyak dengan penyaring sampah yang bagus mencegah kerusakan pada talang dan bocor.
5. Warna
Untuk menghasilkan tampak yang agak berbeda denngan rumah lama, bisa gunakan cat dengan warna tertentu dan penggunaan batu alam. Pengolahan elemen-elemen pada tampak, perlu perhatikan pula aspek keseimbangan dan kesatuan. Pemakaian sesuatu yang berlebihan tidak membuat tampak rumah menjadi indah tetapi justru berantakan dan tidak indah.
Begitu pula dengan pemakaian warna, akan lebih baik bila menggunakan warna monokromatis (hanya satu warna) dengan aksen warna komplementernya. Warna yang terlalu banyak akan memperlihatkan rumah yang menor. Aksen warna atau warna yang mencolok dapat diletakkan pada pintu masuk, sebagai media komunikasi yang baik, di mana hanya berupa simbol tanpa tulisan.
Bila Anda menggunakan jasa kontraktor, biasanya dibantu untuk memilihkan cat. Beberapa warna dibuat contoh warna sebagai masukan. Perhatikan pula cat dalam rumah berbeda dengan cat di luar rumah.
Jangan hanya berkeinginan menggunakan salah satu warna yang terdapat pada jenis cat interior, digunakan pada luar rumah (eksterior). Maka cat tidak akan tahan lama, dan tampak buruk setelah beberapa waktu.
Oleh: Rita Laksmitasari, Direktur Mitra Bangun Sekawan
Courtesy : property.okezone.com
Ambil saja contoh sebuah rumah tipe 36 yang sebelumnya sudah pernah direnovasi, namun pemiliknya ingin merenovasi kembali agar terlihat lebih cantik dan nyaman. Rumah tipe 36 ini pada dasarnya sama seperti rumah di perumahan lainnya, kelebihannya mungkin adalah rumah ini terletak di hook (sudut).
Untuk merenovasinya cukup dengan mengubah letak pintu masuk, sedikit mengolah bentuk untuk dapat menampung fasilitas, pencahayaan alami, dan bagian sirkulasi udara.
Sama seperti membuat bangunan baru, kaidah fisika bangunan perlu diperhatikan. Seperti curah hujan, panjang over stack, arah sinar matahari, arah kebisingan, banyak dan tempat bukaan. Adapun hal-hal penting yang perlu Anda perhatikan sebelum merenovasi rumah, di antaranya sebagai berikut.
1. Pakai Material Lama
Untuk para pemborong atau kontraktor menyelami keinginan klien (pemilik rumah) sangat penting agar keinginan tersebut dapat diolah dan ditampilkan pada rumah impian. Bila ada beberapa elemen bangunan rumah masih dapat digunakan, bisa dipakai kembali.
Selain tidak mengubah begitu jauh tampilan lama, tentunya lebih murah biaya renovasinya. Merenovasi berarti melakukan pembaruan, jika lama dan usang diganti dengan elemen yang baru. Kualitas boleh lebih bagus atau sama dengan elemen yang lama.
2. Struktur
Renovasi dengan cara meningkatkan rumah, perlu melihat juga kekuatan struktur yang ada. Jangan sampai pada saat dilakukan pembangunan lantai atas, struktur lantai bawahnya tidak kuat menahan beban dari atas.
Memperkuat struktur rumah dapat dilakukan dengan menambah ukuran tiang atau menambah tiang. Ruang di lantai atas memiliki tiang atau kolom yang berfungsi menyalurkan beban dari atap. Tiang ini menerus ke lantai bawahnya dan menuju sloof dan fondasi.
Bila ada tiang yang tidak menerus dari lantai atas ke lantai di bawahnya, bisa saja. Tapi, dibutuhkan balok penyalur beban dari tiang di atas menuju tiang lantai bawah. Perletakkan tiang yang tidak sama antara lantai atas dan lantai bawah, akan menambah biaya pembangunan.
3. Tangga
Renovasi untuk rumah satu lantai menjadi dua lantai, yang perlu diperhatikan adalah letak, fungsi, dan ukuran tangga. Tangga cukup aman dan nyaman untuk digunakan. Kendala untuk rumah mungil adalah ruang yang tersedia untuk tangga terbatas, akhirnya kadang mengorbankan kenyamanan dan keamanan pemakai. Tangga pun membutuhkan pencahayaan alami pada siang hari, agar hemat energi dan aman.
4. Talang
Dalam merenovasi, kadang ada bagian rumah yang tidak ditingkat, hanya sebagian saja. Mengingat Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi, maka debit air hujan dan tampiasnya sangat menjadi masalah. Menghindari penggunaan talang, berarti meminimalkan kebocoran, begitu pula dengan kemiringan atap yang pas.
Air biarkan jatuh bebas tanpa penghalang, semakin cepat air tersebut sampai tanah, maka kebocoran dapat dihindari. Anda tetap menggunakan talang horizontal, perlu diperhatikan pula roof drain-nya. Jumlah roof drain yang cukup banyak dengan penyaring sampah yang bagus mencegah kerusakan pada talang dan bocor.
5. Warna
Untuk menghasilkan tampak yang agak berbeda denngan rumah lama, bisa gunakan cat dengan warna tertentu dan penggunaan batu alam. Pengolahan elemen-elemen pada tampak, perlu perhatikan pula aspek keseimbangan dan kesatuan. Pemakaian sesuatu yang berlebihan tidak membuat tampak rumah menjadi indah tetapi justru berantakan dan tidak indah.
Begitu pula dengan pemakaian warna, akan lebih baik bila menggunakan warna monokromatis (hanya satu warna) dengan aksen warna komplementernya. Warna yang terlalu banyak akan memperlihatkan rumah yang menor. Aksen warna atau warna yang mencolok dapat diletakkan pada pintu masuk, sebagai media komunikasi yang baik, di mana hanya berupa simbol tanpa tulisan.
Bila Anda menggunakan jasa kontraktor, biasanya dibantu untuk memilihkan cat. Beberapa warna dibuat contoh warna sebagai masukan. Perhatikan pula cat dalam rumah berbeda dengan cat di luar rumah.
Jangan hanya berkeinginan menggunakan salah satu warna yang terdapat pada jenis cat interior, digunakan pada luar rumah (eksterior). Maka cat tidak akan tahan lama, dan tampak buruk setelah beberapa waktu.
Oleh: Rita Laksmitasari, Direktur Mitra Bangun Sekawan
Courtesy : property.okezone.com