Di pusat kota Rotterdam, Belanda, Hollan Amerika Lijn berdiri tegap
menjulang ke angkasa. Itu bukan sembarang bangunan. Ahli arsitektur
Belanda mengubahnya menjadi bangunan yang modern walau usianya sudah
cukup tua. Dibangun di atas sungai, Hollan Amerika Lijn menyimpan nilai
historis yang begitu kental ketika ratu Wilheminna pernah memujanya di
tahun-tahun dia berkuasa.
Tak jauh dari sana, Cube House pun turut mewarnai indahnya kota
Rotterdam. Di tahun 1974, Piet Blom, arsitek yang merancang pembangunan
rumah tersebut terinsipirasi dari sebuah dadu yang berbentuk kubus. Tak
salah bila bangunan itu memiliki desain yang amat unik namun tak
menghilangkan fungsi utamanya sebagai rumah keluarga.
Desain pemukiman keluarga yang nyaman muncul juga dalam Koningshof,
bangunan semi apartemen yang terletak di wilayah Amsterdam Bijlmermeer,
sebelah tenggara kota Amsterdam. Butuh waktu tiga tahun untuk
menyelesaikannya ketika pembangunan dimulai pada 1999 lalu. Tak hanya
penduduk asli Belanda, komunitas Tionghoa pun mendapatkan tempat
tersendiri di negara kincir angin itu.
Kelompok arsitek Ruijters en Thio mendesain 23 apertemen yang diberi
nama De Chinese Brug atau Chinese Bridge. Bangunan ini memiliki ciri
khas berupa teras pada salah satu bagiannya yang difungsikan oleh
penghuni rumah untuk berlatih Tai Chi, olah raga pernafasan khas negeri
tirai bambu. Pemilihan warna pun disesuaikan dengan filosofi Cina yang
didominasi hitam, merah, dan juga kuning seperti kuil simbol surga.
Bangunan megah nan unik tersebut bisa disaksikan dalam pameran foto
yang diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan Jakarta
Architect Triennale di Erasmus Huis, Jakarta Selatan. Lebih dari 30
desain bangunan mewarnai pameran yang diberi tajuk “Housing the Crowd: Attractive Affordable Housing by Design“
Sigit Kusumawijaya, kurator pameran mengatakan bahwa pameran ini
merupakan wujud apresiasi arsitek Indonesia terhadap cara Belanda
membangun perumahan bagi masyarakat. Namun secara desain khas Belanda
ini dapat dilihat juga secara lebih kritis. Sigit juga berpendapat,
kontek perumahan rakyat di Belanda dan Indonesia amat berbeda. Belanda
memiliki kelebihan dalam membangun perumahan berdesain menarik dengan
harga terjangkau karena didukung oleh pemerintah kota melalui penyediaan
dana.
Hal ini belum berlaku di Indonesia. “Kami berharap suatu saat akan bisa
terjadi di Indonesia,” kata Sigit dalam pengantarnya. Rencananya,
pameran yang sempat dibuka oleh Tjeerd de Zwaan, Duta Besar Kerajaan
Belanda untuk Indonesia ini terbuka untuk masyarakat umum hingga 7
November mendatang
Oleh Vicharius Dian Jiwa
courtesy : satulingkar . com