SHIJIA - Sebuah rumah di daerah pedesaan Shijia, China mengandalkan kotoran binatang, yakni babi sebagai sumber energi. Rumah dengan dinding batu bata merah ini dijuluki "House For All Seasons" atau rumah segala musim.
Rumah ini dibangun untuk mendorong warga setempat agar mengurangi ketergantungan kepada dunia luar. Sang arsitek, John Lin, merancang rumah berbentuk persegi panjang ini guna menciptakan rumah mandiri dan inovatif yang menghasilkan energi sendiri. Demikian seperti dikutip dari Inhabitat, Kamis (5/7/2012).
Rumah rancangan asisten profesor di University of Hong Kong ini menganut prinsip keberlanjutan yang tetap bermanfaat sepanjang musim. Pada musim hujan, atap rumah akan menampung air yang turun ke bumi. Kemudian air disaring ke penyaring di bawahnya untuk disimpan dalam wadah besar hingga akhir tahun.
Ruang di bawah tangga yang luas, dialokasikan untuk menanam tanaman. Sama seperti rumah tradisional lainnya, struktur rumah ini disekat dengan dinding dari lumpur dengan kerangka beton. Prinsip keberlanjutan ini berguna untuk mengurangi penggunaan energi, yang sebagian disediakan oleh boiler biogas bawah tanah yang menggunakan limbah babi. Hal ini juga berguna guna memastikan bangunan tahan gempa.
Eksterior bangunan adalah kisi-kisi batu bata yang memberikan keteduhan dan ventilasi alami ke interior ruangan. Karena menggunakan banyak ruang hijau dalam satu ruang, desain milik Lin ini berhasil meraih penghargaan dari Architectural Review, AR House Awards 2012. (NJB)
courtesy property[dot]okezone[dot]com
Rumah ini dibangun untuk mendorong warga setempat agar mengurangi ketergantungan kepada dunia luar. Sang arsitek, John Lin, merancang rumah berbentuk persegi panjang ini guna menciptakan rumah mandiri dan inovatif yang menghasilkan energi sendiri. Demikian seperti dikutip dari Inhabitat, Kamis (5/7/2012).
Rumah dari kotoran babi di China (foto: inhabitat)
Ruang di bawah tangga yang luas, dialokasikan untuk menanam tanaman. Sama seperti rumah tradisional lainnya, struktur rumah ini disekat dengan dinding dari lumpur dengan kerangka beton. Prinsip keberlanjutan ini berguna untuk mengurangi penggunaan energi, yang sebagian disediakan oleh boiler biogas bawah tanah yang menggunakan limbah babi. Hal ini juga berguna guna memastikan bangunan tahan gempa.
Eksterior bangunan adalah kisi-kisi batu bata yang memberikan keteduhan dan ventilasi alami ke interior ruangan. Karena menggunakan banyak ruang hijau dalam satu ruang, desain milik Lin ini berhasil meraih penghargaan dari Architectural Review, AR House Awards 2012. (NJB)
courtesy property[dot]okezone[dot]com
0 comments:
Post a Comment