Hutan kita memeram harta karun alam amat melimpah. Hal itu kemudian memancing pembabatan hutan yang kini terasa mengiris hati.
Salah satu hasil hutan Indonesia yang nilai ekonominya selangit adalah rotan. Tanaman bahan baku furnitur ini banyak tumbuh di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Dari kelima pulau tersebut, Indonesia mampu mencukupi 70% kebutuhan rotan dunia.
Namun, sejumlah catatan media menunjukkan kondisi memprihatinkan. Negara kita hanya memasok rotan sebagai bahan baku, bukan rotan dalam bentuk furnitur siap pakai. Bahan baku tersebut kemudian diolah sendiri oleh negara pengimpor sesuai kebutuhan mereka. Hasilnya kemudian dijual kembali dengan harga lebih tinggi.
Segala zaman
Nilai rotan memang mahal. Furnitur berbahan rotan tak pernah ketinggalan zaman, meski gaungnya tak selantang beberapa tahun lalu. Akan tetapi, dengan desain lebih modern, furnitur dari rotan dapat terus mengarungi zaman.
Sifat rotan yang liat memungkinkan diolah menjadi beragam furnitur dengan tema-tema modern. Fungsinya juga beragam, mulai kursi makan, meja kopi, hingga sofa. Rotan pun tampil keren bila dipasang pada ruangan bergaya minimalis natural.
Harga furnitur dari rotan juga lebih bersahabat dibanding kayu. Apalagi, saat ini kayu menjadi material yang semakin langka.
Courtesy : properti.kompas.com